Geospasial
Dasar
Kelas
C
Kelompok
2, anggota:
- Vermanda M
Sonya 10070318091
- Wanda
Yolanda
10070318092
- Farhan Firmansyah 10070318093
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling sedikit tiga titik pengikat yang sudah diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode Collins dan Cassini.
1. METODE COLLINS
Bila kita akan menentukan suatu koordinat (misalnya titik P), maka titik tersebut harus diikatkan pada titik-titik yang sudah diketahui koordinatnya (misalnya titik A, B, dan C), kemudian kita ukur sudut a dan b
LANGKAH PERHITUNGAN
1. Buatlah sebuah lingkaran melalui titik ABP, lingkaran ini akan memotong garis PC di titik H (titik ini disebut sebagai titik penolong Collins)
2. Mencari Sudut Jurusan a ab dan Jarak dab
LANGKAH PERHITUNGAN
3. Mencari Koordinat Titik H (Titik Penolong Collins)
a) Dari Titik A
1) Cari a ah = a ab + b
Dengan Rumus Sinus menentukan dah
LANGKAH PERHITUNGAN
3. Mencari Koordinat Titik H (Titik Penolong Collins)
b) Dari Titik B
1) Cari a bh = a ab + (a+b)
Dengan Rumus Sinus menentukan dbh
LANGKAH PERHITUNGAN
4. Mencari a hc dan g
= ahc – (abh-180)
= ahc + 180 - abh
5. Mencari Titik P
a). DARI TITIK A
1) Cari a ap = aab – g
2) Mencari d ap
3) Xp1= Xa + dap.Sin aap
Yp1= Ya + dap.Cos aap
b) DARI TITIK B
1) Cari a bp = aba – {180-(a+g)}
Jadi a bp = aab +a+g
2) Mencari d bp
3) Xp2= Xb + dbp.Sin abp
Yp2= Yb + dbp.Cos abp
2. Metode Cassini
metode Cassini merupakan salah satu model perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui suatu titik koordinat, yang dapat dicari dari titik-titik koordinat lain yang sudah diketahui. Metode ini dikembangkan pada saat alat hitung sudah mulai ramai digunakan dalam berbagai keperluan, sehingga pada perhitungannya dibantu dengan mesin hitung. Oleh karena itu cara pengikatan ke belakang yang dibuat oleh Cassini dikenal dengan nama metode mesin hitung. Pengikatan ke
belakang metode Collins ataupun metode Cassini seperti telah dibahas sebelumnya bertujuan untuk mengukur atau menentukan koordinat titik jika kondisi alam tidak memungkinkan dalam pengukuran biasa atau dengan pengukuran pengikatan ke muka. Sehingga alat theodolite hanya ditempatkan pada satu titik, yaitu tepat diatas titik yang akan dicari koordinatnya, kemudian diarahkan pada patok-patok yang telah diketahui koordinatnya,
Biasanya cara ini dilakukan ketika akan mengukur suatu titik yang terpisah jurang atau sungai dengan bantuan titik-titik lain yang telah diketahui koordinantnya. Dengan adanya metode pengolahan data ini memudahkan surveyor dalam teknis pelaksanaan pengukuran di lapangan, khususnya pada kondisi alam yang sulit. Yang membedakan metode Cassini dengan metode Collins adalah asumsi dan pengolahan data perhitungan. Sedangkan pada proses pelaksanaan pengukuran di lapangan kedua metode tersebut sama, yang diukur adalah jarak mendatar yang dibentuk antara patok titik koordinat yang sudah diketahui.
Pengolahan data metode Cassini diasumsikan titik koordinat berada pada dua buah lingkaran dengan dua titik penolong. Pada pengikatan ke belakang metode Collins diperlukan cukup satu titik penolong Collins yaitu titik H, yang dicari sehingga didapatkan sudut y , yang digunakan dalam langkah menentukan titik P. Kedua titik tersebut baik titik H maupun titik P dapat dicari dari titik A maupun B. Atau keduanya kemudian hasilnya dirata-ratakan.
Pengikatan ke belakang metode Collins |
Pada pengikatan ke belakang metode Cassini dibutuhkan dua titik bantu
yaitu titik R dan S. Titik R dicari dari titik A sedangkan titik S dari
titik C. Untuk menentukan titik P dapat dicari dari titik R dan S.
Pada pelaksanaan pengukuran di lapangan yang datanya akan diolah dengan
menggunakan metode Cassini sama halnya pada praktek pengukuran metode
Collins, yaitu sebagai berikut. Terdapat 3 titik koordinat yang telah
diketahui berapa koordinat masing-masing. Misalkan titik-titik yang
telah diketahui tersebut adalah A, B dan C. Akan dicari suatu koordinat
titik tambahan diluar titik A,B, dan C untuk keperluan tertentu yang
sebelumnya tidak diukur, misalkan titik tersebut adalah titik P.
Alat theodolite dipasang tepat diatas titik P yang akan dicari koordinatnya dengan bantuan statif. Pasang rambu ukur yang berfungsi sebagai patok tepat pada titik yang telah diketahui yaitu titik A, B, dan C, sehingga terdapat 3 patok dan 2 ruang antar patok yaitu ruang AB dan BC. Baca sudut mendatar yang dibentuk oleh titik A, B dan titik B, C. Sudut yang dibentuk oleh titik A dan B kita sebut sebagai sudut alfa (α) sedangkan sudut yang dibentuk oleh titik B dan C kita sebut sudut beta (β).
Untuk menghitung titik koordinat dengan menggunakan pengikatan ke belakang cara Collins data yang diukur di lapangan adalah besarnya sudut α dan sudut β. Koordinat titik A, B, dan C telah ditentukan dari pengukuran sebelumnya. Sehingga data awal yang harus tersedia adalah sebagai berikut :
- titik koordinat A ( Xa, Ya )
- titik koordinat B ( Xb, Yb )
- titik koordinat C ( Xc, Yc )
- besar sudut α
- besar sudut β
Metode Poligon
- Poligon adalah metode pengukuran dengan rangkaian segi banyak dalam menentukan suatu posisiatau titik yang dapat diketahui koordinatnya dengan menghitung dari pengukuran arah, sudut danjarak. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan. Penentuaan koordinatdengan cara ini membutuhkan.1. Koordinat awalBila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistem tertentu maka dipilih koordinat titikyang sudah diketahui. Bila dipakai sistem koordinat lokal maka pilih salah satu titik BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan titik tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik-titik yang lain.2. Koordinat akhirKoordinat titik ini dibutuhkan untuj memenuhi syarat geometri hitungan koordinat dan harusdipilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat awal.3. Azimuth awalAzimuth awal harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari sistem koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat dapat ditempuh dengan dua cara sebagai berikut:a) Hasil hitungan koordinat titik-titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai titik acuan sistem koordinatnya.b) Hasil pengamatan astronomis (matahari) pada salah satu titik poligon sehingga didapatkan azimuth ke matahari dari tiitk yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar (azimuth matahari)4. Data ukuran sudut dan jarakSudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antar dua titik kontrol perlu diukur dilapangan.Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Poligon berdasarkan visualnya,yaitu:a) Poligon tertutupb) Poligon terbuka
c) Poligon bercabang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar