Jumat, 17 Mei 2019

Pertemuan ke 14 : REVIEW PRESENTASI KELOMPOK


Oleh : Wanda Yolanda 10070318092
Review Presentasi Kelompok
Kelompok 1
Judul             : Pemetaan dalam Kebencanaan Tanah Longsor di Kecamatan Piyungan dan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY
Pemetaan dalam kebencanaan Tanah Longsor adalah suatu proses, cara, membuat peta, pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mitigasi bencana  tanah longsor dan membagi area bahaya longsor.
Metode yang dilakukan adalah:
1. Langsung : Terjun langsung ke lapangan
2. Tidak langsung (Frequency Methode) dengan cara :
        1. Faktor-faktor ditransformasikan menjadi data vektor dan raster
        2. Ditumpang tindihkan dengan titik kejadian longsor
        3. FR= Di/Ai dibagi rata rata Di/ rata rata Ai
        4. LH1= FR1+FR2+FR3+…+FRn
Kecamatan Piyungan dan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY dengan menggunakan metode tidak langsung menghasilkan 3 zona bahaya yaitu zona bahaya rendah 22%, zona bahaya menengah 65%, dan zona bahaya tinggi 13%.

Kelompok 3
Judul                     : Sistem Informasi
Komponen yang terdapat pada sistem infromasi :
1. Hardware
2. Software
3. Sumber daya jaringan
4. Sumber daya data
5. Sumber daya manusia
 Kegunaan Sistem Informasi pada peta :
1. mengetahui, menangkap atau melihat apa yang terjadi pada permukaan bumi melalaui sistem komputer
2. membantu melakukan penelitian yang dapat melihat perubahan dari waktu ke waktu
Metodologi Penelitian:
1. Aturan Komunikasi
Metodologi merupakan alat komunikasi sesama peneliti untuk berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian.
2. Aturan Penalaran
Melakukan observasi data secara ilmiah dan dapat  menjelaskan data.

Kelompok 4
Judul                     : Pemetaan dalam Kelautan
Pemataan dalam kelautan digunakan untuk garis pantai, jalur penangkapan ikan, dll.
Karakter kedalaman perairan dibagi menjadi 2 :
1. Perairan dangkal kurang dari sama dengan 200meter
2. Perairan dalam >200 meter
Data yang digunakan :
1. Peta garis pantai wilayah penelitian
2. Peta sebaran kawasan konservasi perairan
3. Peta sebaran sumber daya pesisir (mangrove, lamun)
4. Peta Sebaran buangan amunisi
Teknik Buffering adalah salah satu teknik untuk membatasi suatu wilayah dengan garis tertentu dari suatu titik. Digunakan untuk analisa kewilayahan jalur penangkapan ikan dengan maksud memudahkan dalam pengelolaan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.

Kelompok 5
Judul                     : Pemetaan Persebaran Hutan Menurut Klasifikasi Fungsi Hutan di Kabupaten Blora dengan Menggunakan SIG
Metode pengumpulan data :
1. Observasi
2. Studi Pustaka
3. Kegiatan Laboratorium
Data :
1. Kemiringan lereng
2. Kedalaman Efektif Tanah
3. Tekstur Tanah
4. Drainase dan erosi
5. Geologi
6. Jenis tanah
Proses pemetaan :
1. Menscan peta
2. Memulai aplikasi arcview
3. Membuat New Project
4. Digitasi data spasial
5. Mengedit peta
6. Menanmpilkan tabel
7. Membuat layout peta
8. Print peta
Kesatuan Pemangkuan Hutan Blora terdiri dari 3 bagian hutan yaitu hutan kunduran, hutan banjarejo, dan hutan ngawen.

Kelompok 6
Judul                     :Pemetaan dalam bidang kesehatan
Data yang dibutuhkan ;
1. Data Penderita penyakit
2. Data daerah endemik
3. Data geografis
4. Data pemetaa SIG
Metode :
Metode waterfall adalah metode yang digunakan untuk mengetahui efetifitas dari sistem yang telah dibangun menggunakan metode skala likert. Metode skala likert adalah metode yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Dalam SIG pemetaan inforasi penyakit krnis dan DBD dapat digunakan untuk mengatahui daerah mana yang merupakan rawan terhadap penyakit tersebut. Sehingga memudahkan untuk mengawasi penyakit tersebut dan mengurangi resiko penyakit.

Kelompok 7
Judul                     : Pemetaan lahan sawah
Cara memperoleh data :
1. Data Primer   : Data hasil survey lapangan, data kuesioner dan wawancara.
2. Data Sekunder : Tabel yang diperoleh dari instansi pemerintah.
Metode :
1. Identifikasi penggunaan lahan aktual
2. Identifikasi  lahan aktual dan lahan potensial padi sawah
3. Analisis proyeksi kebutuhan lahan sawah
4. Deliniasi lahan berdasarkan asil AHP dan proyeksi kebutuhan lahan sawah
Hasil:
Kabupaten Pasaman Barat mempunyai areal dengan penggunaan lahan sawah aktual yaitu sawah irigasi seluas 20,548 ha dan sawah tadah hujan seluas 6,733ha. Penggunaan lahan berupa rawa seluas 106ha, semak 9,146 ha dan dapat dijadikan tanaman padi sawah. Berdasarkan perhitungan hasil AHP dan proyeksi maka ada 3 kategori yang diusulkan yaitu di Kecamatan Melintang, Pasaman, dan Kinali.

Kelompok 8
Judul                     : Pemetaan dalam Transportasi
Proses Pemetaan :
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Penyajian data
4. Penggunaan data
Manfaat GIS dalam bidang transportasi :
1. Manajemen pemeliharaan
2. Penentuan jalur transportasi yang efektif
3. Perencanaan perluasan jaringan transportasi
4. Inventasrisasi jaringan transportasi
5. Analisis rawan macet serta bahaya kemacetan
Dalam perkembangan teknologi alat transportasi sehingga dapat sampai ke tujuan lebih cepat.

Kelompok 9
Judul                     : Pemetaan dalam perencanaan wilayah dan kota
Metode yang digunakan :
1. Metode skoring
2. Metode Overlay
Data yang digunakan :
1. Citra satelit beresolusi tinggi
Hasil :
Pemetaan persebaran kulitas permukiman di Kecamatan Batam Kota berdasarkan parameter yang ditentukan yaitu kepadatan permukiman, tata letak bangunan, lebar jalan masuk dari interpretasi citra resolusi tinggi. Sebaran kualitas permukiman baik di Kecamatan Batam Kota tersebar hampir di Teluk Tering, Kelurahan Belian dan Kelurahan Sukajadi. Dan untuk sebaran kualitas permukiman buruk juga di dominasi oleh daerah sekitaran Teluk Tering, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat setempat dengan membangun rumah liar disekitaran jalan raya. Untuk Kualitas sedang tersebar hampir diseluruh Kelurahan di Kecamatan Batam Kota.

Kelompok 10
Judul                     : Pemetaan tingkat kepekaan lingkungan pesisir di Kota Semarang
Skala Pemetaa Lingkungan terbagi atas :
1. Pemetaan Regional : peta regional
2. Pemetaan lokal atau spesifik : peta lokal atau spesifik
Data :
1. Material atau batuan penyusun
2. Bentuk garis pantai
3. Potensi genangan akibat pasang naik
4. Kecepatan amblesan
5. Perkembangan garis pantai
6. Habitat mangrove
7. Nilai ekonomis
Metode :
1. Untuk menentukan nilai ekonomis tiap jenis penggunaan lahan dapat dilakukan dengan metodologi angket
2. Untuk menentukan tingkat kepekaan lingkungan pesisir terhadap pencemaran tumpahan minyak maupun sedimen dilakukan dengan melaukan overlay
Hasil :
Peta indeks kepekaan lingkungan sangat berperan dalam perencanaan ICZM seperti sebagai dasar perencanaan kebijakan pemeliharaan lingkungan pesisir, konservasi dan perlindungan habitat pesisir, pengendalian pencemaran dan perencanaan mitigasi untuk menghadapi bencana laut untuk rehabilitasi dan restorasi lingkungan, serta mampu untuk pengkajian dampak lingkungan yang strategis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar